"Tuhan telah
mengutusku kepada kalian, wahai kaum yang ingkar!!"
Suaranya dalam dan
menggelegar. Tangan kanannya terangkat tinggi. Bibirnya bergetar. Matanya
membara. Di tempat itu, Lukh -untuk kesekian kalinya- berusaha mengabarkan
wahyu-wahyu yang diterimanya. Dan, -untuk kesekian kalinya pula- mereka hanya
berlalu tanpa sedikitpun menoleh kepadanya.
Tapi Lukh tak menyerah. Dia tahu cobaan bagi seorang pembawa wahyu memang amat berat. Begitupun yang dialami para nabi dan rasul terdahulu. Dan Lukh telah meneguhkan hatinya. Dia telah memantabkan niatnya.Takdirnya adalah sebagai penyampai pesan dari langit. Sang Kuasa akan dan selalu berada di sisinya. Maka tak ada lagi yang perlu dia takutkan
"Mukjizat itu telah
kusampaikan kepada kalian! Kenapa kalian masih berkeras kepala?!"
Masih saja tak ada yang
peduli.
"Demi nama Yang Maha
Kuasa...tak tahukah kalian betapa pedih azabNya kepada kaum-kaum terdahulu yang
mengingkariNya?!"
Dari kejauhan, tampak
seseorang menghampiri Lukh. Seorang pria dengan mata kosong. Pria itu lalu
menghentikan langkahnya tepat di hadapan Lukh.
"Siapa kamu?"
Pertanyaan itu yang keluar pertama kali dari mulut si pria.
Lukh menatap pria itu
dengan mata teduh. Didekatinya pria asing di hadapannya itu. "Aku adalah
penyampai wahyu Tuhan. Pria biasa yang membawa kabar baik bagi umat
Manusia."
"Bohong!!"
Hardik si pria.
"Tak kau lihatkah
mukjizat yang dianugerahkan olehNya untukku, kemarin lusa?"
"Mukjizat tai
kucing!!"
"Hardiklah aku
Fulan...hinalah aku. Dan akan kutunjukkan kebenaran yang hakiki kepadamu."
"Alaaaahhh...banyak
mulut!!!"
Secepat kilat, si pria
asing itu menubruk Lukh. Dengan ganas dia cengkeram kerah baju dan mulai
menggoncang-goncang tubuh Lukh yang sudah terkapar tak berdaya. Lukh sama
sekali tak coba melawan. Dia biarkan jari-jari kotor si pria mencakar-cakar
mukanya. Biarlah ia terluka, asal
luka ini...darah ini...demi sebuah tugas suci dari Langit.
"Apa-apaan
ini?!" Pekikan itu tiba-tiba terdengar di tengah sengitnya pertikaian
mereka berdua.
"Lukh, Rimo!!
Berhenti berkelahi!! Perawat, pisahkan mereka!! Bawa ke kamarnya masing-masing
dan beri obat penenang!!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar