Selasa, 03 Februari 2015

SAHABAT BAIK

Aku mengetuk pintu dan wanita renta ini membukakannya. Dia lalu mempersilakanku masuk dan menawariku secangkir teh hangat.

“Ini titipan uang dari Herman, Bu. Dia belum bisa pulang, masih sibuk di perantauan.” Kataku sambil menyerahkan selembar amplop kepadanya.

Setelah dia menerimanya, kami sedikit mengobrol ringan. Tapi tak lama. Aku harus pamit pulang karena aku sendiri masih punya urusan yang harus kukerjakan. Tak lupa aku berpesan kepadanya, jika ada apa-apa tinggal hubungi aku saja.

Tapi entah mengapa, di perjalanan pulangku, aku kembali teringat perkataanmu, Herman. Perkataan yang selalu kuingat hingga kini. Bahkan setelah tiga tahun kematianmu;

“Pokoknya ibuku tidak boleh sedih. Dia sudah tua. Nanti sakitnya kambuh lagi.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar