“Jalan
Giltzurrun nomor 13. Putrimu ada di situ.”
Dan di sanalah, berdiri sebuah toko bunga. Perasaan kami campur aduk antara bingung dan cemas. Tanpa buang waktu suamiku lalu masuk ke dalam toko dan menemui pemiliknya. Mereka mengobrol cukup lama.
“Dukun itu menipu kita!” Geram suamiku
sambil menggandeng tanganku pergi.
Hingga seminggu kemudian, kami membacanya
di koran. Polisi menggrebek toko bunga di Jalan Giltzurrun Nomor 13 dan menangkap
pemiliknya. Dari penyelidikan, ditemukan bahwa toko bunga itu dimanfaatkan
untuk sebuah bisnis ilegal terselubung; perdagangan organ tubuh manusia.
hiks.... anaknya sudah meninggal
BalasHapusTerimakasih sudah membaca...
HapusBukan hanya "meninggal", tapi organ tubuhnya juga diperjual belikan. :))
udah ketebak karena udah sering baca flashfiction kamu, hihihi
BalasHapusWah jadi tertantang buat bikin sesuatu yang lain...
HapusNice :D
BalasHapusTerimakasih sudah membaca, mbak.
HapusTerimakasih juga sudah ngasih challenge yang keren dan cukup bikin pusing ngutak-atik cerita... :))