Senin, 20 April 2015

PRAJURIT TUHAN

Aku adalah seorang pejuang Tuhan. Kaki tanganNya yang bertugas untuk menghukum para pendosa di dunia. Mungkin kau pikir aku gila, tapi aku yakinkan kepada kalian; aku sehat sepenuhnya. Baik lahir maupun batin.

Semuanya dimulai ketika aku bermimpi mendengar sebuah suara. Suara yang memberiku mandat untuk menghukum para pendosa.

"Enam dosa. Jadilah prajurit Tuhan untuk menumpasnya. Enam dosa."

Suara itu datang berkali-kali. Awalnya, aku pikir aku gila. Tapi keesokan harinya, sejak suara itu terakhir datang, aku menemukan secarik kertas di depan pintu rumahku. Di situ jelas tertulis, PERTAMA DARI ENAM; PEZINA.

Hal pertama yang kupikirkan adalah, ini pasti kerjaan orang iseng. Namun semuanya menjadi semakin jelas bagiku ketika aku menemukan sepucuk pistol di samping kertas itu. Semuanya benar-benar semakin jelas. Tuhan telah mengutusku. Dan keraguan di dalam diriku sirna sepenuhnya.

Korban pertamaku adalah seorang pelacur, yang juga merupakan mantan pacarku. Kuledakkan kepalanya di sebuah gang kecil di pinggiran kota.

Lalu datang surat kedua. PENCURI. Aku menghabisi kawan lamaku yang kuketahui berprofesi sebagai seorang pencopet.

Dan surat ketiga. PEMADAT. Tetanggaku, seorang pecandu heroin kelas berat, kugorok lehernya.

Surat keempat. PEMABUK. Kali ini agak berat, karena satu-satunya pemabuk yang memungkinkan untuk kuhabisi adalah kakakku sendiri. Kala itu aku memaksakan moncong pistolku untuk masuk ke dalam mulutnya sebelum kuhamburkan seluruh isi otaknya.

Surat kelima. PENJUDI. Semakin berat saja. Tapi aku tahu ini bukanlah tugas sembarangan. Tuhan sendiri yang mengutusku. Jadi, tanpa keraguan, kuhujani tubuh ayahku dengan berondongan peluruku.

Surat keenam. Surat yang terakhir. Tugas yang terakhir. Dosa yang terakhir. Di situ tertulis: PEMBUNUH. Maka dengan ketaatan yang teramat tinggi terhadap perintah Tuhan, kuarahkan pistol ini ke pelipis kananku.

11 komentar:

  1. itu yg nyuruh tuhan beneran? ヽ(;▽;)ノ
    kok mengerikan tugasnya? ._.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Nyuruh Ibrahim nyembelih anaknya sendiri juga mengerikan kak... :))

      Hapus
    3. iya, tapikan diganti kambing (*゚▽゚)ノ
      jangan panggil kak nah, aku masih imut :v

      Hapus
  2. Ayo buruan naik cetak, nanti aku yg pertamax ngutang

    BalasHapus
  3. Aku yg kedua ngutang ron ya
    Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh niat naik cetak semakin layu melihat realita inih...

      Hapus
    2. Semangaattt rroonnn...
      wkwkwwkwkwkwkkkkk

      Hapus