Minggu, 01 Maret 2015

KEADILAN

Kau bisa saja bilang bahwa ayahku adalah orang yang teramat sabar. Ketika aku berumur sepuluh tahun, aku berkelahi dengan teman sekelasku hingga kepalanya kubuat berdarah karena kupukul dengan batu, ayahku diam saja. Dia hanya datang memenuhi panggilan sekolah dan memindahkanku ke sekolahan lain sesudahnya, tanpa sepatah teguranpun.

Ketika umurku bertambah lima angka, aku mencuri sebotol minuman ringan di minimarket. Sialnya, aksi itu ketahuan penjaga toko dan aku langsung dipukuli oleh beberapa orang. Beruntung aku bisa lolos dengan luka yang cukup parah tersebar di sekujur tubuhku. Dan ayahku membawaku ke rumah sakit, membayar segala biaya pengobatannya, tanpa sekalipun bertanya apa yang sudah aku perbuat sampai aku dipukuli seperti itu.

Menginjak 19 tahun, aku terjebak narkoba. Dan seperti yang sudah diduga, ayahku membiarkannya. Sampai satu malam aku nyaris mati karena over dosis, ayah membawaku ke panti rehabilitasi dan tiga bulan kemudian menjemputku pulang setelah pihak panti memastikan ketergantunganku sudah hilang.

Yang selalu dia lakukan hanyalah mengelus rambutku sambil tersenyum. Namun, apakah menurutmu dia adalah seorang ayah yang kelewat sabar? Atau malah seorang ayah yang tidak peduli terhadap anaknya yang selalu bikin ulah ini?

Keduanya adalah anggapan yang salah! Sabarnya ayah adalah sabarku juga. Tak pedulinya ayah adalah tak peduliku juga. Diamnya ayah adalah diamku juga. Semua ini tentang sesuatu yang kita sebut sebagai keadilan. Fairness.

Karena cukup adil bagi ayah, untuk selalu sabar, diam dan tak peduli ketika aku nekat melakukan segala kenakalan dan kekacauan itu. Karena cukup adil bagiku, untuk selalu sabar, diam dan tak peduli ketika aku harus melihat ayahku setiap malam di akhir minggu, menyeret mayat segar ke dalam rumah dan lalu mencumbuinya semalam suntuk di sofa depan televisi.

Ya. Semua ini tentang sesuatu yang kita sebut sebagai keadilan

4 komentar:

  1. Kurang adil, setelah ritme yg terbangun indah di awal.

    BalasHapus
  2. Hmm, bagus banget bisa bikin penasaran sampai akhir. Tapi ending seperti itu (ga disebutin, biar ga spoiler, hehe) udah sering dipake. Jadi walaupun twist tapi yaaa jadinya biasa aja. Hehe

    Btw, aku salah satu yang sering buka blog mu lho buat baca. Sering-sering ya nambah flashfiction-nya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih ya kritik dan sarannya...
      Dan makasih lagi sudah mau membaca, nanti pasti update kalau ada ide segar. Hehehhe...

      Hapus