Kau bisa saja bilang bahwa ayahku adalah orang yang
teramat sabar. Ketika aku berumur sepuluh tahun, aku berkelahi dengan teman
sekelasku hingga kepalanya kubuat berdarah karena kupukul dengan batu, ayahku
diam saja. Dia hanya datang memenuhi panggilan sekolah dan memindahkanku ke
sekolahan lain sesudahnya, tanpa sepatah teguranpun.
Ketika umurku bertambah lima angka, aku mencuri
sebotol minuman ringan di minimarket. Sialnya, aksi itu ketahuan penjaga toko
dan aku langsung dipukuli oleh beberapa orang. Beruntung aku bisa lolos dengan
luka yang cukup parah tersebar di sekujur tubuhku. Dan ayahku membawaku ke
rumah sakit, membayar segala biaya pengobatannya, tanpa sekalipun bertanya apa
yang sudah aku perbuat sampai aku dipukuli seperti itu.
Menginjak 19 tahun, aku terjebak narkoba. Dan seperti
yang sudah diduga, ayahku membiarkannya. Sampai satu malam aku nyaris mati
karena over dosis, ayah membawaku ke panti rehabilitasi dan tiga bulan kemudian
menjemputku pulang setelah pihak panti memastikan ketergantunganku sudah
hilang.
Yang selalu dia lakukan hanyalah mengelus rambutku
sambil tersenyum. Namun, apakah menurutmu dia adalah seorang ayah yang kelewat
sabar? Atau malah seorang ayah yang tidak peduli terhadap anaknya yang selalu
bikin ulah ini?
Keduanya adalah anggapan yang salah! Sabarnya ayah
adalah sabarku juga. Tak pedulinya ayah adalah tak peduliku juga. Diamnya ayah
adalah diamku juga. Semua ini tentang sesuatu yang kita sebut sebagai keadilan.
Fairness.
Karena cukup adil bagi ayah, untuk selalu sabar, diam
dan tak peduli ketika aku nekat melakukan segala kenakalan dan kekacauan itu.
Karena cukup adil bagiku, untuk selalu sabar, diam dan tak peduli ketika aku
harus melihat ayahku setiap malam di akhir minggu, menyeret mayat segar ke
dalam rumah dan lalu mencumbuinya semalam suntuk di sofa depan televisi.
Ya. Semua ini tentang sesuatu yang kita sebut sebagai
keadilan
Kurang adil, setelah ritme yg terbangun indah di awal.
BalasHapusEndingnya lemah ya bung?
HapusHmm, bagus banget bisa bikin penasaran sampai akhir. Tapi ending seperti itu (ga disebutin, biar ga spoiler, hehe) udah sering dipake. Jadi walaupun twist tapi yaaa jadinya biasa aja. Hehe
BalasHapusBtw, aku salah satu yang sering buka blog mu lho buat baca. Sering-sering ya nambah flashfiction-nya :D
Makasih ya kritik dan sarannya...
HapusDan makasih lagi sudah mau membaca, nanti pasti update kalau ada ide segar. Hehehhe...