Sabtu, 25 April 2015

BEGAL

"Begaaaaaalllll!!!" Aku berteriak sekencang mungkin. Dan dalam tempo secepat kilat, puluhan orang keluar dari berbagai sudut dan langsung mengerubungi kami. Dua orang dari mereka menarikku ke pinggir jalan. Sedangkan beberapa lainnya, mengejarnya yang lari tunggang langgang.

"Jangan panik, mbak! Tenang...semuanya sudah aman. Saya ambilkan air putih dan obat merah dulu. Kepala mbak berdarah." Ucap satu dari mereka sambil berlalu.

"Makanya mbak, jangan keluar malam-malam begini. Sekarang sedang banyak begal!" Kata yang satunya lagi.

Aku hanya mengangguk kecil sambil berusaha mengatur nafasku yang ngos-ngosan. Lalu kualihkan pandanganku. Di sana, dari jarak yang kurang dari 50 meter, aku bisa melihat pria-pria yang berjumlah puluhan itu memukul dan menendang dengan beringas. Tanpa ampun. Tanpa jeda.

Nafsu binatang mereka baru berhenti ketika seseorang berlari membawa batu besar, yang lalu dilemparkannya dengan keras ke kepala pria yang sudah terkapar tanpa daya itu. Hingga hancur...hingga pecah. Hingga membuat jalanan kian merah oleh genangan darah.

Dan tanpa terasa, sebuah senyuman kecil tersungging dari bibirku. Aku sudah bosan. Kau berkali-kali memukuliku, dan berkali-kali pula kau meminta maaf sambil berkata bahwa kau mencintaiku. Ini sudah dua tahun, dan kau tak berubah.

Aku sudah bosan!

Tidak ada komentar :

Posting Komentar